- Ada hal yang harus diperhatikan oleh penderita epilepsi saat menjalani puasa Ramadan.


Dr. Fitri Octaviana, SpS. dari Divisi Epilepsi Departemen Neurologi FKUI-RSCM menyebutkan  para penderita epilepsi di antaranya harus memperhatikan pengaturan minum obat.

"Misalnya, apakah memungkinkan yang tadinya diminum tiga kali sehari menjadi dua kali sehari. Kedua, sebaiknya jam tidur dimajukan, jadi nggakberkurang," katanya dalam diskusi media akhir pekan lalu.

Ia menjelaskan, serangan epilepsi di bulan puasa umumnya terjadi karena fragmentasi tidur.

Menurut Fitri, selama berpuasa waktu tidur penderita berkurang karena melaksanakan ibadah di malam hari seperti salat malam dan sahur.

"Selain itu, berpanas-panas di luar juga dihindari karena dehidrasi juga dapat memicu," jelasnya.

Fitri menjelaskan epilepsi terjadi akibat cetusan listrik yang berlebihan di otak. Epilepsi dibagi menjadi dua, idiopatik dan simptomatik.

"Idiomatik ketika tidak ditemukan kelainan di otak. Simptomatik jika ada kelainan pada struktur otak," jelas Fitri.

Para dokter menyebut serangan epilepsi bukan sekadar kejang namun juga bisa terjadi seperti "serangan bengong"
Share on Google Plus

0 comments: