Adat yg masih berjalan

Upacara adat gumbregi dilaksanakan pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon, bulan Suro oleh warga dusun Karanggede, desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo. Tradisi ini dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki berupa hewan piaraan raja kaya (kambing, sapi, dll.). serta mohon keselamatan untuk seluruh warga.Upacara ini diadakan pada waktu pagi hari di tempat yang agak lapang di dusun Karanggede

Ritual Gunung Lanang


Ruwatan Agung Tumapaking Laku Suci pada setiap malam 1 SuroGunung lanang adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan spiritual dan budaya Jawa. Tempat ini berupa gumuk pasir yang berada di antara hamparan pasir pantai dan pategalan yang terletak di dusun Bayeman, Sindutan, Temon, Kulon Progo, kurang lebih 45 km ke arah barat dari pusat kota Yogyakarta. Gunung Lanang disebut juga Astana Jingga atau Badraloka Mandira yang berarti tempat tinggal atau Kang Amurwa Jagad yang memancarkan sinar kuning kemerahan, sedangkan Badaraloka Mandira artinya bangunan terbuat dari batu bata yang memancarkan sinar keagungan (badra) Kang Amurwa Jagad.
Sebelum melakukan acara ritual dan spiritual, terlebih dahulu harus sesuci lahir batin. Sesuci dilakukan dengan air sumur Tirto Kencono, kemudian melakukan persiapan batin di Sasana Jiwo dengan memanjatkan doa atau melantunkan kidung pambuko dengan tujuan supaya selama acara ritual senantiasa dalam kuasa dan atas kehendak-Nya. Tahapan selanjutnya di Sasana Sukma Sasana Indra (puser/pusat Gunung Lanang) dengan sikap pasrah dan dengan jiwa terarah pada kebesaran Yang Maha Kuasa melakukan puncak semedi di alam keheningan. Selajutnya, kembli ke Sasana Jiwo untuk melakukan doa atau melakukan kidung panutup sebagai ucapan rasa syukur telah diijinkan melakukan acara spiritual di tempat tersebut.
Share on Google Plus

0 comments: