Krumpyung
merupakan seni musik tradisional khas Kulon Progo dengan iringan alat
musik yang semuanya terbuat dari bambu. Biasanya lagu-lagu yang
dibawakan adalah langgam jawa, uyon-uyon, campur sari. Yang unik dari
krumpyung ini adalah nada yang digunakan merupakan laras slendro dan
pelog menyerupai gamelan Jawa. Hanya saja, dalam kesenian Krumpyung ini,
untuk membunyikan gong dengan cara ditiup dan dipukul. Kesenian
Krumpyung ini terdapat di dusun Tegiri, desa Hargowilis, kecamatan
Kokap. Saat ini alat musik Krumpyung yang semuanya terbuat dari bambu
banyak diminati para pecinta alat musik tradisional atau para kolektor
dari berbagai daerah dan luar negeri.
http://www.kulonprogokab.go.id/v21/kesenian-krumpyung_109_hal
Jathilan
merupakan kesenian rakyat tradisional berbentuk tarian kelompok dan
dibawakan oleh penari berjumlah 14 orang laki-laki. Penari yang berperan
sebagai wanita disebut wewe. Jathilan yang merupakan tari kelompok ini
terdiri dari 2 barongan, 1 penthul, 1 bejer, 1 wewe, dan 1 gendruwo
serta 6 orang prajurit. Pertunjukan Jathilan ini diselenggarakan di
tempat terbuka yang cukup luas karena gerakan dari penari yang sangat
dinamis. Salah satu yang menarik dari tarian ini adalah adanya penari
yang "ndadi/kesurupan/in trance". Saat ini kesenian Jathilan ini masih
hidup dan berkembang dengan baik di semua kecamatan yang ada di Kulon
Progo.
http://www.kulonprogokab.go.id/v21/kesenian-jathilan_110_hal
Oglek
merupakan salah satu kesenian rakyat tradisional dengan jenis tarian
berkelompok yang biasa dipentaskan di tempat terbuka dengan durasi
kurang-lebih 1 sampai 2 jam. Pentas Oglek diiringi dengan seperangkat
alat musik berupa 3 terbang sesar, 1 terbang kecil, 2 bende, 1 kendang, 1
gong, dengan sistem nada slendro. Biasanya dalam pentas Oglek ini ada
penari yang "in trance", dalam bahasa jawa "kesurupan". Beberapa grup
Oglek yang ada antara lain berada di desa Tuksono, kecamatan Sentolo,
desa Tanjungharjo, kecamatan Nanggulan, dan di desa Krembangan,
kecamatan Panjatan.
http://www.kulonprogokab.go.id/v21/kesenian-oglek_111_hal
Tari
Angguk merupakan tarian tradisional yang dibawakan secara berkelompok.
Tarian ini mengambil cerita dari Serat Ambiyo dengan kisah
Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayengrono. Durasi tari Angguk berkisar
antara 3 sampai 7 jam. Dibawakan oleh penari yang berjumlah 15 wanita.
Kostum yang dipakai oleh penari adalah baju mirip baju serdadu Belanda
yang dihiasi dengan gombyok barang emas, sampang, sampur, topi pet warna
hitam, dan kaos kaki warna merah atau kuning dan mengenakan kacamata
hitam. Beberapa grup Angguk yang cukup populer antara lain : Group
Angguk Putri Sri Lestari dari Pripih, Angguk Mekar Perwitasari dari
Tlogolalo, Hargamulyo, Kokap, Angguk Putri Puspa Rini dari desa Kulur,
kecamatan Temon.
http://www.kulonprogokab.go.id/v21/kesenian-angguk_112_hal
Incling
merupakan tarian rakyat tradisional yang mempunyai tema cerita yang
diambil dari cerita Panji. Kesenian incling ini dibawakan secara
berkelompok dengan jumlah penari 15 atau 17 orang.Pertunjukan ini
biasanya diadakan di tempat terbuka dengan durasi 3 sampai 4 jam.
Meskipun penarinya laki-laki semua, tetapi ada peran wanita yang
diperankan oleh laki-laki yang disebut "cepet wadon". Selain itu, yang
juga menarik dan disukai penonton adalah peran tokoh pentul, bejer,
serta kethek atau kera. Beberapa grup Incling yang ada antara lain
berada di desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, desa Sindutan, kecamatan
Temon, dan di desa Tanjungharjo, kecamatan Nanggulan.
www.kulonprogokab.go.id/v21/kesenian-incling_113_hal
0 comments: